🇮🇩
For Bahasa read at the end ⬇️
The level of detail and commitment shown by the locals. Good luck to myself to learn all the rules.
💡
Have you ever wondered how the Japanese manage their rubbish?
While some cities struggle to keep their streets clean, others have developed innovative systems that not only manage waste but also promote sustainability.
💡
We Need 4 Rubbish Bins
1. Household Waste
2. Recyclable Waste
3. Plastic and Packaging
4. Used Paper and Clothes

We Need 4 Rubbish Bins

Waste and Recycling Separation & Collection

CategoryDescriptionCollectionPreparation
Household WasteKitchen trash, waste paper, small itemsTwice a weekDrain liquids, use see-through bags
Recyclable WasteCans, bottles, metal itemsOnce a weekClean and sort
Uncollectible WasteGas cylinders, glass, sharp objectsSpecial rulesFollow specific instructions
Plastic ContainersBottles, trays, tubes, bagsOnce a weekEmpty and clean
Paper and ClothesNewspapers, cardboard, books, clothingOnce a weekBundle, tie, use see-through bags

Detailed Recycling Guidelines

  • Cans and Bottles:
    • Must be emptied, rinsed, and placed in transparent bags.
    • Collection is scheduled once a week.
  • Plastic Containers and Packaging:
    • Must be cleaned and placed in see-through garbage bags.
    • Collection occurs weekly.
  • Used Paper and Cloth:
    • Items must be bundled, tied with string, and placed in transparent bags.
    • Collection is done weekly, even on rainy days.

Osaka’s system not only encourages recycling but also emphasizes the importance of proper waste preparation and disposal. This meticulous approach ensures that waste is managed safely and effectively.

Overview of Japan's Throwaway Culture

Japan is often described as a throwaway society, characterized by excessive packaging and a high turnover of consumer goods. Here are some key points:

  • Excessive Packaging: Many products are sold with extensive packaging. For example, apples and pears are often individually wrapped, and French bread may come in three separate bags.
  • Gift Wrapping: Japanese culture involves a lot of gift-giving, often wrapped in multiple layers of fancy paper, which leads to significant waste.
  • Disposable Items: Plastic bottles and disposable wooden chopsticks are commonly used, with Japan consuming 25 billion pairs of disposable chopsticks annually.
  • Consumer Habits: Japanese consumers frequently replace items with newer models, including electronics and even houses, which are often expected to last only 33 years.

Personal Experiences and Observations

No one really guided me because they don't speak English, but my neighbor kept complaining.

Living in Osaka has given me a firsthand appreciation for its waste management system. Initially, I was overwhelmed by the strict guidelines and the need to separate waste into various categories. I was frustrated as I didn't know how things worked in Japan, no one really guided me because they don't speak English, and at the same time, my neighbor kept complaining. However, over time, I came to realize the benefits of this system. The streets are clean, recycling rates are high, and there is a strong sense of community responsibility towards waste management.

Addressing Common Criticisms

Some argue that the system is too complicated and time-consuming...

Despite its effectiveness, Osaka's waste management system is not without its critics. Some argue that the system is too complicated and time-consuming. However, these criticisms often come from a lack of understanding of the long-term benefits. While the initial learning curve may be steep, the rewards of a cleaner environment and a more sustainable future far outweigh the inconveniences.

Recycling Laws in Japan

Japan’s Fundamental Law for Establishing a Sound Material-Cycle Society, enacted in 2000, outlines a comprehensive approach to waste management and recycling.

Japan launched the “3R Initiative” at the 2004 G8 summit to promote reducing, reusing, and recycling globally. The goals are to minimize waste, encourage reuse, and recycle materials.

The Receptacle Packaging Recycle Law of 1997 made manufacturers responsible for recycling PET bottles, glass bottles, and paper/plastic packaging. Consumers must now sort these items for municipal pick-up. This law also covers the recycling of paper and plastic packaging starting in April 2000.

To reduce electronic waste in landfills, the Specific Household Electrical Appliance Recycling Law was enacted in 1998, targeting the recycling of household electrical products.

Conclusion

Osaka's waste management system is a shining example of how cities can effectively manage waste and promote sustainability. Its meticulous approach to waste separation, combined with strong community involvement, makes it an unsung environmental hero.

By adopting similar practices, other cities can also achieve significant environmental benefits. Let's give credit where it's due and recognize Osaka's waste management system for its innovative and effective approach.


Pengantar

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana orang Jepang mengelola sampah mereka? Di dunia saat ini, di mana tantangan lingkungan semakin besar, pengelolaan sampah yang efektif menjadi sangat penting. Sementara beberapa kota berjuang untuk menjaga kebersihan jalan mereka, yang lain telah mengembangkan sistem inovatif yang tidak hanya mengelola sampah tetapi juga mempromosikan keberlanjutan. Salah satu kota tersebut adalah Osaka, Jepang. Sering kali diabaikan oleh hiruk-pikuk Tokyo, sistem pengelolaan sampah Osaka berdiri sebagai bukti dari perencanaan yang teliti dan keterlibatan komunitas. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana pendekatan Osaka terhadap pengelolaan sampah menjadikannya pahlawan lingkungan yang tidak dikenal.

Ikhtisar Sistem Pengelolaan Sampah Osaka

Sistem pengelolaan sampah Osaka adalah keajaiban efisiensi dan inovasi. Sistem ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap potongan sampah ditangani dengan cara yang paling ramah lingkungan. Berikut adalah ikhtisar singkat:

Pemisahan & Pengumpulan Sampah dan Daur Ulang

Sampah Rumah Tangga:

  • Barang-barang seperti sampah dapur, kertas bekas, dan barang-barang rumah tangga kecil.
  • Dikumpulkan dua kali seminggu.
  • Membutuhkan persiapan yang tepat, seperti menguras cairan dan menggunakan kantong transparan.

Sampah Daur Ulang:

  • Termasuk kaleng, botol, dan peralatan rumah tangga dari logam.
  • Dikumpulkan sekali seminggu.
  • Barang harus dibersihkan dan disortir dengan benar.

Sampah yang Tidak Dapat Didaur Ulang:

  • Barang-barang seperti tabung gas, produk kaca, dan benda tajam.
  • Instruksi pembuangan khusus disediakan untuk keamanan.

Kontainer dan Kemasan Plastik:

  • Termasuk botol plastik, nampan, tabung, dan kantong.
  • Dikumpulkan sekali seminggu.
  • Barang harus dikosongkan dan dibersihkan sebelum dibuang.

Kertas dan Pakaian Bekas:

  • Termasuk koran, karton, buku, dan pakaian.
  • Dikumpulkan sekali seminggu.
  • Barang harus diikat, diikat dengan tali, dan dimasukkan ke dalam kantong transparan.

Panduan Daur Ulang yang Rinci

KategoriDeskripsiFrekuensi PengumpulanPersiapan
Sampah Rumah TanggaSampah dapur, kertas bekas, barang kecilDua kali semingguTiriskan cairan, gunakan kantong transparan
Sampah Daur UlangKaleng, botol, barang logamSekali semingguBersihkan dan sortir
Sampah Tak Terdaur UlangTabung gas, kaca, benda tajamAturan khususIkuti instruksi khusus
Kantong dan Kemasan PlastikBotol, nampan, tabung, kantongSekali semingguKosongkan dan bersihkan
Kertas dan Pakaian BekasKoran, kardus, buku, pakaianSekali semingguIkat dan bungkus, gunakan kantong transparan
💡
Kaleng dan Botol: Harus dikosongkan, dibilas, dan dimasukkan ke dalam kantong transparan.Pengumpulan dijadwalkan sekali seminggu.
Kontainer dan Kemasan Plastik: Harus dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kantong sampah transparan.Pengumpulan dilakukan setiap minggu.
Kertas dan Kain Bekas: Barang harus diikat, diikat dengan tali, dan dimasukkan ke dalam kantong transparan.Pengumpulan dilakukan setiap minggu, bahkan pada hari hujan.

Pengalaman Pribadi dan Pengamatan

Tidak ada yang benar-benar membimbing saya karena mereka tidak berbicara bahasa Inggris, tetapi tetangga saya terus mengeluh.

Tinggal di Osaka memberi saya apresiasi langsung terhadap sistem pengelolaan sampahnya. Awalnya, saya merasa kewalahan dengan pedoman yang ketat dan kebutuhan untuk memisahkan sampah ke dalam berbagai kategori. Saya frustrasi karena tidak tahu bagaimana cara kerja di Jepang, tidak ada yang benar-benar membimbing saya karena mereka tidak berbicara bahasa Inggris, dan pada saat yang sama, tetangga saya terus mengeluh. Namun, seiring waktu, saya menyadari manfaat dari sistem ini. Jalanan bersih, tingkat daur ulang tinggi, dan ada rasa tanggung jawab komunitas yang kuat terhadap pengelolaan sampah.

Menanggapi Kritik

Beberapa orang berpendapat bahwa sistem ini terlalu rumit dan memakan waktu...

Meskipun efektif, sistem pengelolaan sampah Osaka tidak tanpa kritik. Beberapa orang berpendapat bahwa sistem ini terlalu rumit dan memakan waktu. Namun, kritik ini sering kali berasal dari kurangnya pemahaman tentang manfaat jangka panjang. Meskipun kurva pembelajaran awal mungkin curam, imbalan dari lingkungan yang lebih bersih dan masa depan yang lebih berkelanjutan jauh melebihi ketidaknyamanan tersebut.

Hukum Daur Ulang di Jepang

Jepang memiliki undang-undang yang komprehensif terkait daur ulang:

  • Hukum Fundamental untuk Membangun Masyarakat Daur Ulang yang Sehat: Diberlakukan pada tahun 2000, hukum ini menguraikan pendekatan menyeluruh terhadap pengelolaan sampah dan daur ulang.
  • Inisiatif 3R: Diluncurkan pada KTT G8 tahun 2004, inisiatif ini mempromosikan pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang secara global.
  • Hukum Daur Ulang Kemasan dan Wadah tahun 1997: Membuat produsen bertanggung jawab untuk mendaur ulang botol PET, botol kaca, dan kemasan kertas/plastik. Konsumen sekarang harus memilah barang-barang ini untuk diambil oleh pemerintah kota.
  • Undang-Undang Daur Ulang Peralatan Listrik Rumah Tangga Khusus tahun 1998: Menargetkan daur ulang produk listrik rumah tangga untuk mengurangi limbah elektronik di tempat pembuangan sampah.

Kesimpulan

Sistem pengelolaan sampah Osaka adalah contoh cemerlang bagaimana kota-kota dapat mengelola sampah secara efektif dan mempromosikan keberlanjutan. Pendekatan yang teliti terhadap pemisahan sampah, dikombinasikan dengan keterlibatan komunitas yang kuat, menjadikannya pahlawan lingkungan yang tidak dikenal.

Dengan mengadopsi praktik serupa, kota-kota lain juga dapat mencapai manfaat lingkungan yang signifikan. Mari kita berikan kredit yang layak dan akui sistem pengelolaan sampah Osaka atas pendekatannya yang inovatif dan efektif.

Ref:

https://www.city.osaka.lg.jp/contents/wdu020/enjoy/en/environment1.pdf

City of Osaka : For Comfortable Living
Osaka life guidance - For Comfortable Living

Tagged in: